Halaman

Kamis, 18 Oktober 2012

titik nol (?)

"anggap saja hidupmu seperti sebuah cerita. Di mulai dari satu kata, menjadi kalimat, ada awalan dan akhiran dengan simbol titik. Setelah titik. kemudian akan ada awalan lagi, lalu akhiran lagi. Sampai cerita itu berhenti di sebuah titik terakhir."

Sebenarnya sudah dari kemarin aku memperdebatkan satu pertanyaan yang sangat menarik, setidaknya menurutku begitu. pertanyaan itu tentang bagaimana bentuk (cara) kamu memandang persoalan dan hidup. Aku tertarik pada kalimat kembali ke titik 0, dan kemudian berbagai pertanyaan tentang maksud dan dasar dari segala pemahaman kembali ke titik 0 itu muncul, satu, menjadi dua, menjadi tiga dan menjadi banyak.

Malam ini aku menggambar di sebuah kertas. menggambar sebuah lingkaran, lalu garis lurus vertikal, dan garis lurus horizontal. ada titik 0 di setiap awal garis itu. aku memperhatikan ketiga gambar itu seksama, lalu kemudian menemukan ini...

anggap saja hidupmu adalah cerita dalam sebuah lingkaran bumi yang terus-menerus berputar dengan rotasi yang bertumpu pada satu titik 0 derajat celcius. yaa, mudahnya seperti sebuah cerita, yang di mulai dari awalan kemudian akan diakhiri dengan titik sebagai simbol akhiran. setelah itu akan ada kalimat baru dengan awalan lagi, lalu diakhiri lagi, lalu di awali lagi, dan di akhiri lagi sampai cerita itu selesai.

seperti itu lingkaran, menurutku. ketika kita memulai cerita hidup kita masing-masing, kita memulainya pada titik 0, awal. lalu akan kita susun kata demi kata berdasarkan berbagai pengalaman yang sudah kita temui, menghadapi berbagai persoalan, krisis dan fenomena sampai menjadi sebuah kalimat. dalam satu kalimat perjalanan hidup itu ada banyak pelajaran yang kita temukan. lalu kemudian kita menyusun kalimat berikutnya, dengan awalan lagi, menjalani lagi, dan kembali ke titik. begitu seterusnya seperti sebuah siklus.

kembali ke titik 0 bukan tidak selalu berarti mengulang cerita yang sama. bukan juga mengulang kesalahan yang sama. tapi lebih kepada di mana kita memiliki kesadaran untuk memulai cerita baru, dengan merasa diri "belum matang dan belum puas". pada titik 0 kita akan menemukan bahwa kita tidak bisa lepas dari realitas, tidak bisa lepas dari masyarakat tempat kita mendapatkan pelajaran dan cerita itu tadi. 

Mungkin yang ada di kepalaku ingin menyampaikan begini, titik 0 artinya kita adalah 0, bukan hampa bukan kosong, di dalam lingkaran itu ada isi, tapi dengan kesadaran kita kembali ke titik 0, artinya kerendahan hati untuk terus belajar, untuk terus berproses ada di sana. karena, menurutku, ketika aku sudah merasa "matang" maka aku akan berhenti belajar, berhenti bertanya, dan berhenti berproses. berhenti menulis ceritaku.

tapi aku masih ingin terus bertanya, kenapa tidak garis vertikal, atau horizontal? kenapa 0? bedanya di mana? masih ada saja mereka di kepalaku.

tapi tak apa, seseorang bilang ""Jika hidup tidak untuk berjalan mencari jawaban...hampa." - via:


Tidak ada komentar:

Posting Komentar