Halaman

Jumat, 12 Oktober 2012

Kebebasan adalah Aku

"Kebebasan menjadi diri sendiri, memang tidak bisa dibeli, tetapi di pilih.."

aku sudah berulang kali menulis tentang kalimat ini, mungkin karena aku sangat menyukai kata "kebebasan". Menurutku, kebebasan adalah aku, kebebasan adalah diriku, di mana aku mencari, melihat, memahami, meresapi, mempelajari berbagai hal yang aku dapatkan dari sekitarku. Dari sana, dari realitas yang ada di sekitarku aku mendapatkan banyak hal, dan dengan kebebasan itulah aku bisa menentukan dan menggunakan pilihan rasionalku, bagian mana yang akan ku jadikan akar yang kuat untuk menanam pohon kehidupanku sendiri.

kebebasan, bukan berarti tidak tahu aturan, bukan berarti liar. Kebebasan, menurutku adalah aku, aku dengan berbagai hal dalam diriku, yang tidak akan membiarkan diriku terkekang oleh hal-hal eksternal yang merugikan, memangkas ranting, batang, dan daun dari pohon kehidupanku. aku sadar betul bahwa aku hidup dalam masyarakat yang terikat nilai dan norma, aku sadar betul aku hidup di antara semua itu, tapi bukan berarti aku dengan kebebasan yang ada dalam diriku akan melepaskan diri dari semua itu. Aku ini bebas, aku ini kebebasan diriku sendiri, dan manusia-manusia lain adalah kebebasan mereka sendiri, mereka punya kebebasannya masing-masing, memiliki kemampuan dan keterampilannya sendiri. Ketika aku menjadi diriku, aku akan menghargai dirinya, dirinya dan dirinya yang adalah masyarakat di sekitarku, karena masing-masing kita adalah bebas, termasuk bebas memberikan penilaian terhadap hidupku.

Manusia yang menyadari bahwa dirinya bebas bukan berarti manusia yang tak punya aturan. kebebasan itulah yang akan membawa manusia pada sebuah titik 0, titik di mana kita akan selalu merasa dan tersadar bahwa kita membutuhkan manusia-manusia yang lain untuk belajar. titik di mana kita akan berusaha untuk senantiasa menghargai sesama kita, memberikan manfaat untuk sesama kita. 

Manusia yang bebas menurutku adalah aku, aku yang terlepas dari berbagai kekangan yang merugikanku. aku yang terlepas dari gembok-gembok imajiner yang membatasiku, membatasiku untuk berkarya. aku yang terlepas dari "kandang" yang memberikan sekat-sekat imajiner yang memenjarakan aku untuk terbang, untuk melihat sekitarku, untuk melihat berbagai fenomena, untuk belajar, untuk memahami dan meresapi realitas. aku yang bebas dari rantai-rantai yang membatasiku untuk memberikan manfaat bagi orang lain. Ya, menurutku kebebasan itu adalah aku, aku yang bebas menjadi diriku, melakukan berbagai hal yang menurutku tidak merugikan orang lain. 

Kebebasan itu adalah burung buatan imajinasiku, terbang seimbang, membiarkan sayap kiri menjadi kiri, dan sayap kanan terus menjadi kanan. melihat dunia, melihat realitas. turun menyapa pohon, menyapa alam, menyapa manusia-manusia yang ada di sekitarku.

Kebebasan itu adalah pohon imajinasiku, berdiri megah dengan akar kesadaranku sebagai manusia yang utuh. tumbuh dengan ranting, batang, daun, bunga dan buah yang bisa memberikan manfaat bagi manusia yang lain. tumbuh dengan daun lebat sehingga bisa memberikan keteduhan dan kesegaran bagi orang-orang di sekitarku. 

kebebasan itu adalah aku. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar