"Ini caraku, menikmati bayangan sendu, saat matahari bercumbu, dengan garis horizontal bumi kala sore hendak berlalu. Warna langit senja itu menjadi candu dan menjadi caraku mengagumi lukisanMu..."
Sudah beberapa hari ini aku tidak bertemu matahari sore, seperti tidak bertemu kekasih saja rasanya. warna matahari sore itu selalu menyenangkan, dan selalu punya keajaibannya sendiri untuk membuat aku tertegun dan berdecak kagum pada The Sacred. "lukisanMu, ya lukisanMu luar biasa..." akan selalu bergema di alam bawah sadarku ketika menikmati matahari sore.
Menikmati warna langit ketika matahari bercumbu dengan garis horizontal bumi di sore hari. Mungkin itu salah satu caraku beribadah padaMu. Menurutku, Kamu terlalu "keren" dan "luar biasa" untuk di kotak-kotakan dalam satu kata itu, satu kata yang sebenarnya hanya membatasiku untuk jatuh cinta padaMu, membatasi caraku menyembahMu.
Seisi alam raya ini adalah lukisanMu, aku tak mau membantah itu. Aku percaya Kamu di sini, di hati nuraniku membawa damai. Ia, Kamu Sang Pembawa Damai. Karena itukah Kamu menciptakan senja? Aku yakin karena itu, karena Kamu mencintai kedamaian, dan aku damai saat menikmati lukisanMu itu.
Sayangnya, sampai saat ini aku masih bingung..kenapa mereka selalu mempermasalahkan cara dan simbol untuk menyembahMu? bahkan meributkan dan menjadi alasan untuk berkonflik? kenapa ya? Bukankah Kamu sudah memberikan kebebasan sebagai hakikat kami, manusia ciptaanMu? Jadi, bukankah kami bisa menyembah dan mencintaiMu dengan cara kami masing-masing?
Apakah akan ada yang mempemasalahkan caraku mencintaiMu, The Sacred? Karena menikmati senja adalah salah satu caraku menyampaikan rinduku, dan sembahku, UntukMu...?