Kemarin sore, sekitar pukul lima, ku kayuh sepeda unguku.
Pedal dan kakiku bekerja sama dengan baik, begitu pula alunan lagu-lagu
coldplay dan pure Saturday di telingaku. Kerja sama yang luar biasa hingga mengeluarkan energi negatif bersama keringat yang kemudian segera menguap
bersama angin sore, di kota kelahiran yang mulai kembali menumbuhkan rasa
cintaku. Melewati pasar tradisional dengan aroma khas ikan-ikan segar, lalu
senyum sederhana ibu-ibu penjual ikan dengan bedak dingin yang sudah membeku di
wajahnya, membahagiakan.
Di sebelah kananku ada barisan bukit, dan di bawahnya juga
berbaris rapih rumah-rumah warga. Di sebelah kiriku ada hamparan teluk dengan
gelombang air yang sederhana, pelan-pelan mengayun lembut perahu-perahu nelayan
yang berlabuh romantis di atasnya. Dan, di hadapanku ada lukisan The Sacred yang
menawan, awan dan langit berwarna sore, yaa sedikit jingga kebiruan.
Sedikit mendung sore itu. commulus nimbus berhasil
menyembunyikan bulat matahari, tetapi tidak cahayanya. Aku percaya bahwa cahaya
memiliki kecepatan yang luar biasa. Mereka bisa menembus awan tebal dan menjadi
sebuah bias warna yang menakjubkan. Dan pemandangan itu yang akhirnya merayu
aku untuk segera berhenti mengayuh sepedaku. Bersyukurlah aku memiliki tanah
kelahiran yang indah, di mana aku bisa dengan sederhana duduk di pinggir teluk
dan menikmati sore tanpa suara bising klakson dan asap knalpot kendaraan yang
bertumpuk.
Kembali, imajinasiku begitu menyenangkan, menyusun kata
menjadi kalimat yang aku simpan dalam sebuah memori tentang awan gelap dan
pelangi di atasnya. Iya, sore itu ada pelangi di atas awan mendung, dan bias
cahaya kuning keemasan menembus sisi-sisi gelapnya.
Cahaya.. tidak ada yang bisa menghalanginya.. bahkan gelap
sekalipun...
Mungkin matahari tiada oleh malam, tapi tidak cahayanya. Ia
tetap terlihat melalui bintang. Mungkin bintang tidak terlihat oleh hujan. Iya,
mereka memang tidak telihat, tetapi hanya sementara, hujan tidak mampu
menghalangi selamanya. Cahaya, menakjubkan.
Aku berpikir bahwa, begitu cahaya memiliki kekuatan yang
luar biasa, ia bahkan bisa membiaskan pelangi yang selalu damai di mata setiap
kita. Aku akan menjadi sepertimu, cahaya...
Cahaya tak hidup untuk dirinya sendiri. Ia tak bersembunyi.
Ia selalu berusaha menembus awan, menembus gelap. Itulah mengapa semua orang
begitu bersyukur akan keberadaannya. Aku akan menjadi sepertimu, cahaya...
***
“Jadilah terang, bukan di tempat yang terang. Jadilah terang
di tempat yang gelap”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar