Halaman

Jumat, 31 Agustus 2012

Burung dan Terbang


aku senang melihat mereka terbang, ketika kedua sayap mengepak dan mengembang. mereka melayang…
tersapa angin dan bertegur sapa dengan butiran-butiran awan. mereka melihat dunia, asa dan angan.


Gue selalu suka membuat origami burung, ada dua sayap di sisi kanan dan kiri, lalu mereka seimbang. Mungkin karena gue senang melihat burung, unggas yang beruntung bisa memiliki keseimbangan untuk melayang di atas udara. mereka bisa melihat dunia dengan kedua mata mereka sesuai dengan jarak yang mereka inginkan. mereka bisa melihat gunung, mereka bisa melihat pantai. mereka bisa melihat kota, mereka bisa melihat desa. mereka bebas. tapi ada satu hal penting, mereka tidak hanya menikmati kebebasan itu, mereka tidak selalu terbang, mereka menyadari kebutuhan mereka untuk sesekali menghampiri dahan pohon untuk menyandarkan kedua kaki mereka. atau mereka sesekali hinggap di atas genteng rumah, yaa mereka masih membutuhkan hal itu untuk “bersandar” atau mungkin “belajar”…
aku senang berimajinasi seperti seekor burung. aku memiliki dua sayap yang seimbang. sayap yang kanan akan ku gunakan untuk terbang melihat desa, kota, dan segala fenomena realitas yang terjadi di dalamnya. Lalu sayap yang kiri akan ku gunakan untuk terbang bebas, melihat gunung dan pantai. menikmati segala keindahan dan keistimewaannya. kedua sayapku seimbang, kedua sayap yang membawaku terbang melihat dunia. tentu tidak hanya melihat, tapi juga mencermati, menghayati, menikmati dan mempelajari segala hal yang ada di dalamnya dengan kedua mataku yang tajam, ya mata yang sama seperti burung.
lalu hal yang sama akan ku lakukan, aku akan hingggap di pohon, menanyakan kabar dan kehidupannya di alam. lalu aku akan hinggap di atas gedung, menanyakan apa saja yang terjadi di dalamnya. dan aku akan hinggap di antara mereka, untuk bertanya bagaimana menjalani dan bertahan hidup dalam segala krisis yang terjadi di sekitar mereka. Alasannya cuma satu, karena aku membutuhkan mereka semua.

Kamis, 23 Agustus 2012

Monday, august 21st 2012


Gue sedang berada dalam satu ruangan berkarpet merah, di sebuah bangunan berwarna merah jambu dan samping kiri, kanan, depan, belakang diapit bangunan-bangunan lainnya, mereka berdempetan. Ya, gue tidak sedang berada di atas sofa menghadap ke jendela, karena di sana sepi sekali. Semua lampu dimatikan, hanya ada mba iroh, semua penghuni sepertinya sedang menikmati gegap gempita hari raya umat muslim di kampung halamannya masing-masing, kecuali gue.

Malam kemarin, gue hanya diam, mendengarkan lagu dan bernyanyi sendiri untuk membunuh sepi, suara kembang api masih ada, hanya tak sebanyak malam sebelumnya. Suara kendaraan yang biasanya bising berlalu lalang, malam kemarin mendadak senyap. Hahaha, hanya ada gue di dalam ruangan kotak berkarpet  merah ini. Lalu kemudian gue berpikir untuk keluar, keluar berjalan-jalan menikmati lengangnya jakarta yang hanya terjadi setahun sekali. Dan, berkunjung ke rumah indi menjadi pilihan.

Sudah pukul 8.00WIB malam, gue membawa tas dan segera memasang earphone ke telinga untuk menikmati perjalanan bersama musik-musik pilihan dari smartphone gue, hahaha. Malam itu memang sepi, motor dan mobil yang berlalu lalang hanya sedikit. Gue berjalan di bawah lampu jalan yang temaram berwarna kuning, Kings and Queens dari 30seconds to mars menemani gue, dan entah bagaimana mengungkapkan rasa itu, gue senang, senyum simpul tergaris di wajah gue. “ahh, gue ngga kesepian-kesepian amat ahh, gue ngga sendirian ahh” suara-suara kecil di kepala gue seperti biasa bermonolog sendirinya. Gue menemukan bayangan gue yang kecil di bawah lampu-lampu kuning jalan rawamangun muka. Gue sedikit membiarkan mata gue melihat ke arah cahaya kendaraan di depan mata gue dengan tidak fokus.cahaya itu berbentuk bulat-bulat berwarna-warni, dan itu asiiiiikkkk banget!!! Hahaha
Iaa, itu cara gue untuk menikmati malam itu. Bernyanyi sambil berjalan sendirian dan gue tidak perduli kiri kanan gue meneriaki gue dengan kalimat apapun. Gue berjalan lurus, kanan dan kiri biarkan menjadi kanan dan kiri. Gue tidak perduli. Dan, gue menemukan satu rasa yang luar biasa, sukur. Bersukur kepada Tuhan yang Maha Asik karena kenikmatan yang gue rasa ketika gue hanya sendirian, tidak ada keluarga dan sanak saudara. Tapi gue masih punya DIA dan teman-teman yang baik dariNYA. Live is beautiful, when you know how to enjoy it your way J

Terimakasih Luh Ayu Indiani, di rumah lu gue akhirnya makan opor ayam, sambel goreng kentang dan nasi. Hahahaha. Terimakasih Jond dan Kornel karena sudah setia menemani menghabiskan malam. Anak sekolah minggu dikasihi Tuhan. Ahahahaha.
Dan terimakasih Tuhanku yang baik yang paling baik dan maha baik. You’re just AWESOME and roccckkkk!!!

Kamis, 09 Agustus 2012

live is beautiful. you know all the risks. you have responsibilties and you have to do it. so, why dont you live it with your way? live, enjoy it, but dont forget to stay in charge..

salah satu cara menikmati hidup memang dengan menciptakan kebebasan dengan cara kita sendiri. kebebasan menjadi diri sendiri. kebebesan menentukan jalan dan pilihan hidup sendiri. masing-masing kita punya cara untuk itu. untuk menjadi diri sendiri dan menciptakan sekaligus menikmati kebebasan kita.

lalu ada pertanyaan, "di manakah kita hidup saat ini?". kita hidup di atas dunia yang terus berputar bersama segala hal yang relatif, termasuk nilai dan norma. kita bisa saja tidak peduli, kita mungkin melakukan resistensi. tapi, keberadaan kita ditengah-tengah masyarakat yang normatif, tidak bisa melepaskan kita dari tanggung jawab. tanggung jawab menerima segala resiko dari berbagai pilihan yang kita tentukan.

di dunia relatif, akan selalu ada baik atau buruk, benar atau salah. semuanya. seperti segala resiko yang akan kita terima. seperti segala kemungkinan. seperti hidup, semua hal, tertawa, menangis, mimpi, cinta dan sebagainya. akan selalu ada pertimbangan "ini benar atau ini salah". Dan di dalam berbagai pertimbangan itulah, kita secara sadar atau tidak sedang memainkan kebebasan dan menentukan tanggung jawab.

kita tahu berbagai hal dan pilihan dibuntuti resiko dan kemungkinan. kita menikmati hidup seperti menentukan jalan kita sendiri, menentukan arah kita sendiri. kita tahu resikonya, baik atau tidak, merugikan orang lain atau tidak. kita bisa saja tidak normatif bahkan menolak untuk menjadi normatif. tapi, kita tetap punya tanggung jawab, paling tidak tanggung jawab pada diri sendiri. selebihnya tergantung pilihan kita masing-masing. apakah menjalani hidup dan menikmati nya tanpa berbagai pertimbangan? atau memilih untuk     menghadapi berbagai resiko dan kemungkinan dengan tanggung jawab.

kesimpulannya adalah...

hidup itu indah, jalani dengan caramu sendiri. pertimbangkan berbagai resiko dan kemungkinan. dan tetaplah bertanggung jawab :)









Cemara


cemara...

dia ada di atas gunung berudara sejuk, dihinggapi burung kecil yang sesuka hatinya bernyanyi seirama dengan gesekan daun kecil dan tipis dari cemara. hanya sebuah pohon, padahal. tapi, entah bagaimana caranya dia menciptakan damai yang sederhana dan menarik.

dia hanya sebuah pohon...


dia juga bisa hidup di tepian pantai, tertiup angin kencang. tapi tetap berdiri megah, lalu tetap menghadirkan indah di setiap sudut mata.

seperti dia...

menikmati dirinya di gunung, menikmati dirinya yang "berdaun runcing" terayun angin. menikmati dirinya dihinggapi burung yang sesuka hatinya menyanyikan lagu-lagu kesukaannya. mereka terlihat damai.

seperti dia...

yang berdiri megah di tepian pantai. berdiri berdampingan dengan nyiur. menikmati dirinya terhempas angin. menikati dirinya terbuai. tapi dia tetap indah, tetap menjadi cemara yang sama.