Halaman

Rabu, 25 Juli 2012

Hilang...



"lalu senyum gue tergurat, benar-benar menikmati sinar matahari sore yang hangat, dan sepoi angin yang memeluk gue dengan erat. Kotak itu tidak lagi berat, dia sudah menghilang bersama semua kenangan di dalamnya yg tersirat"


 Banyak daun menari di ujung kelopak mata gue, waktu itu mobil yang gue tumpangi melaju cepat mengikuti setiap kelokan bukit dalam perjalanan dari Maros menuju Bone, Sulawesi Selatan. Di luar jendela gue menemukan banyak pohon cemara, daun-daun tipis, kecil dan panjangnya bersentuhan satu sama lain, seperti mengajak gue bermain bersama imajinasi.

Masih ada bayang-bayang suara debur ombak tipis di kepala gue, dan sekotak kecil kenangan yg gue alirkan di sana. Tapi kemudian, gue kembali membuka mata, hijau, kuning, dan sepoi angin menyapa gue. Di sana mata gue menemukan pemandangan baru, banyak tebing terjal ditumbuhi pohon, akarnya menjuntai asik lalu bergoyang-goyang mengikuti irama alam. Satu per satu bayangan kotak kecil itu menghilang, ditimba dedauanan kuning yg gugur dan pelan-pelan jatuh ke tanah.

Gue kembali memejamkan mata, seperti yang selalu gue lakukan untuk bermain bersama imaji, untuk menciptakan berbagai kata. Diiringi dentuman instrumental lembut dari The Trees and The Wild menyanyikan Malino di telinga gue. sekarang hanya ada adegan daun kuning yg jatuh perlahan yang gue liat beberapa menit yang lalu. Ya daun itu sama seperti kotak kecil di pinggiran pantai sana. Dia tak lagi menyatu dengan pohon pikiran gue. Waktunya sudah habis, warnanya tak lagi hijau. Dia dihempas angin, terjatuh pelan namun lekas menyentuh tanah. Lalu akan tumbuh daun hijau yang baru dan berbeda. Yang siap disapa rona lembayung matahari sehingga mampu menciptakan warna indah untuk pohon pikiran atau bahkan hidup gue.

Lalu warna jingga matahari sore muncul dari balik jendela mobil. Warna itu ada di sebelah kiri gue, menyentuh rambut gue yg tergerai lalu menari bersama sepoi angin sore yg lembut di Malino. Ada burung elang memecah matahari di sana. ada rona bias matahari di pipi gue, yan spontan menciptakan senyum yang kemudian gue rangkai dengan menarik nafas panjang. Menghirup udara hangat dan membiarkan setiap partikelnya memenuhi kepala gue. Biar mereka kembali cerah, persis seperti sore itu.

Yaaa, akhirnya semuanya benar-benar hilang. Kotak kecil itu, daun-daun kuning itu, mereka sama dan hilang, lalu tergantikan. Daun baru, judul baru ....


Tidak ada komentar:

Posting Komentar