Halaman

Selasa, 30 April 2013

dry.


Aku pernah berjalan-jalan di sebuah taman kota. Banyak pohon rimbun dan sejuk di sana, namun salah satu pohon berdaun lebat dan berbunga merah jambu seolah memanggil-manggilku untuk duduk berteduh di bawahnya. Di sana ada sebuah bale yang terbuat dari bambu, “sejuk sekali” pikirku sembari berjalan mendekati pohon itu, lalu duduk menikmati angin dan tarian dedaunannya. sesaat setelahnya, seorang perempuan cantik berambut panjang menghampiriku. “sudah lamakah anda di sini?” sambil memegang sebuah alat penyiram tanaman yang terbuat dari aluminium berbentuk corong, matanya menatapku tajam. “belum lama, aku hanya menumpang untuk berteduh. Aku senang melihat bunga merah jambu pohon ini” aku bergegas berdiri sambil merapikan beberapa kertas yang kugunakan untuk menulis dan menggabar sang pohon.

Perempuan itu cantik sekali, rambutnya digerai panjang berwarna hitam dan lurus. Aku tak begitu paham mengapa perempuan itu menyorotku dengan tatapan tajam. Kuperhatikan gerak-geriknya saat menyirami pohon rimbun berbunga merah jambu itu dengan penuh cinta. Namun, sesaat setelahnya, ia melangkah jauh dan meninggalkan sang pohon. Aku pun demikian, berjalan  menjauh, meninggalkan taman kota dan pohon rimbun nan malang itu.

Kala itu kudengar ada badai, membuat satu per satu kelopak bunga dari pohon tersebut terhempas angin lalu jatuh ke tanah. Angin yang lebih kencang kemudian merontokkan daun-daun hijaunya. Terik matahari juga ikut mengeringkan ranting-rantingnya. Orang-orang bercerita bahwa pohon rimbun berbunga merah jambu kini menjadi kering. Tak ada lagi daun hijau yang meneduhkan, tak ada lagi kelopak-kelopak bunga merah jambu yang menghiasinya. Rantingnya rapuh, tak mampu lagi memberi sedikit saja rasa teduh. Tak lagi...

“Di mana perempuan itu?” bertanya aku dalam benak saat kembali ke taman kota. Rindu yang membawaku ke sana. Aku hanya ingin melihat, daun-daun hijau rimbun yang dulu membuatku duduk, menulis dan menggambar di bawahnya. Aku hanya rindu. Tak bermaksud untuk menyiram atau memberinya pupuk untuk kembali menumbuhkan daun-daun hijau dan kelopak-kelopak bunga merah jambunya. Sungguh, aku hanya rindu...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar