Di hadapanku ada selembar kain putih. Aku ingin membuat
sebuah pola baju yang akan kujahit sendiri, dan akan ku kenakan saat aku akan
berada dalam sebuah peti seukuran badanku. Mmm, mungkin akan lebih lebar dan
panjang sedikit.
Aku mulai menggambar sebuah titik, titik kecil di atas kain
putih polos itu, titiknya nyaris tak terlihat memang, tapi kupikir setidaknya
aku sudah mulai menggambar. Lalu aku diam. Mataku hanya memandang dalam satu
titik itu, keningku sudah mulai berkerut, mataku mulai berkaca-kaca hingga
titik itu terlihat tidak fokus. Di dalam kepalaku ada banyak sekali gambar,
banyak sekali, dan aku tak tau harus menarik garis apa dari titik kecil itu.
Gaun, ya sebuah gaun yang indah ingin kubuat, hingga aku
bisa terlihat cantik saat tidur di dalam peti itu. memegang bunga dan tersenyum
pada orang-orang yang datang dan mengatakan “dia guru yang hebat”.
Lalu air mataku mulai terjatuh tepat di atas titik itu,
membuatnya sedikit membesar, namun memudarkannya. Kupegangi kepalaku,
teriakanku tercekik di tenggorokan. Tak mungkin aku berteriak, aku sedang
berada di rumah. Teriakanku bisa membangunkan Bapak yang pasti akan membetakku.
Dan aku kemudian meletakan kepalaku di atas kain itu. Pola-pola gaun itu ada di
dalam kepalaku, gaun itu mungkin akan kuberi motif, motif huruf dan not, lalu
ada juga gambar seorang anak kecil bermain harmonika sembari mengerjakan PR
matematikanya. Mungkin akan sedikit kuberi cat orange seperti senja, dan akan
kuberi titik-titik biru seperti hujan. Kemudian ada pula gambar segerembolan
anak yang bernyanyi dan bertepuk tangan bersama.
Gambar-gambar yang ada di kepalaku terlalu menyenangkan,
terlalu indah, dan terlalu banyak. Sayang, aku bahkan tak tau harus mulai
menggambar dari mana. Aku hanya punya kain dan pensil hitam saja. Tidak ada
yang lain. Iya, aku berada di rumah, tapi aku sama sekali tidak tau harus mulai
dari mana, untuk mencari di mana jarum dan benang untuk menjahit, di mana payet
untuk membuat motif dan segalanya untuk menjadikan gaun itu indah seperti
gambar di kepalaku.
Mungkin aku hanya akan mengenakan gaun buatan orang tuaku...